Sumba Timur - Ketua Pengadilan
Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi menyampaikan khotbah di Masjid Al-Muhajirin
Pakamburung Waingapu Sumba Timur, Jumat (10/1/2025). Orang nomor wahid di PA
Waingapu itu berpesan kepada jamaah shalat Jumat agar menghadirkan Allah dalam
setiap aktivitas.
Pesan itu, sambungnya, sesuai
dengan Hadits Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan umatnya untuk berdoa, Allahumma
A’inni ‘Ala Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni ‘Ibadatika yang artinya, “Ya
Allah, tolonglah aku untuk selalu berdzikir mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu
dan membaguskan ibadah kepada-Mu”.
Dijelaskannya, dengan selalu mengingat
Allah, setiap orang akan takut berbuat dosa, maksiat dan penyelewengan.
“Orang yang mampu menghadirkan
Allah dalam kehidupannya, maka dia tidak berani korupsi, tidak berani ambil
uang kantor, tidak berani menerima sogokan, tidak berani makan barang haram. Dia
takut kepada Allah, takut akan siksa Allah,” ujarnya.
Sebaliknya, lanjut Ketua PA
Waingapu, orang yang tidak ingat Allah atau tidak merasakan kehadiran Allah,
dia akan berbuat sesukanya, bertindak semaunya dan seenaknya, tidak takut berbuat
dosa.
Dicontohkannya, pengurus takmir masjid yang menyimpan uang masjid, panitia pembangunan masjid atau madrasah, dan siapa saja yang mengurus uang umat, kalau tidak ingat Allah, maka dia tidak takut mengambil uang itu.
“Kalau ada sumbangan masuk, ada transfer masuk untuk pembangunan, dia diamkan dan tidak dilaporkan. Namun, kalau dia ingat Allah, dia sadar bahwa orang lain bisa jadi
tidak tahu tapi Allah pasti melihat dan mengawasinya, maka
dia tidak berani mengambil barang yang bukan haknya,” ungkapnya.
Menurut Ketua PA Waingapu,
pembangunan zona integritas di lembaga-lembaga negara akan tercapai jika para pegawai selalu ingat kepada Allah, takut kepada Allah, selalu merasa diawasi
oleh Allah.
“Setiap orang, termasuk pegawai yang bekerja di lembaga negara harus ingat,
di antara pertanyaan yang akan ditanyakan di Pengadilan Akhirat nanti adalah
tentang harta, menurut Hadits Nabi, ‘An Malihi Min Aina Iktasabahu Wa Fima Anfaqahu.
Dari mana harta itu diperoleh dan ke mana harta itu dibelanjakan,”
tegasnya.
Lebih lanjut, ditekankan bahwa
setiap orang harus dapat memastikan harta yang dibawa pulang ke rumah itu
harta yang halal. Bukan dari korupsi, pencurian, pemerasan, hadiah orang beperkara dan bukan juga dari penyalahgunaan jabatan atau kepercayaan orang banyak.
“Setiap kita harus mampu
menjawab ketika ditanya, Min Aina Laka Hadza, dari mana kaudapat harta ini.
Dengan penghasilan pas-pasan, kenapa kaubisa membeli barang-barang mewah,
dari mana kaudapatkan uang untuk membelinya,” tandasnya.
Ketua PA Waingapu
mengingatkan, bahwa orang lain bisa saja tidak tahu, pengawasan manusia ada
batasnya, tetapi Allah Maha Tahu. Serapi dan sesunyi apapun kejahatan yang
dilakukan manusia pasti diketahui Allah. Tidak ada yang luput dari pengawasan
Allah.
“Oleh karena itu, marilah kita
selalu mengingat Allah, agar kita selalu berhati-hati dalam melangkah karena
apapun yang akan kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah,”
pesannya.
Selain dzikir atau mengingat Allah, Ketua PA Waingapu juga mengupas tentang syukur dan ibadah yang sebaik-baiknya. (yad)