Sumba Timur - Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi diminta menyampaikan mauizhah hasanah (pesan kebaikan) di hadapan pegawai PT. Pos Indonesia Cabang Waingapu yang beragama Islam, Sabtu (4/1/2025). Pada kesempatan itu, ada tiga hal yang dipesankan untuk menghadapi tahun 2025.
“Pesan pertama, sebagai umat
Islam mari kita menjaga agama kita, dengan melaksanakan perintah-perintah agama
dan meninggalkan larangan-larangan. Kita harus melaksanakan shalat, puasa,
zakat, haji dan perintah-perintah agama lainnya. Sesibuk kerja mengantar pos,
jangan sampai lupa shalat,” pesannya.
Umat Islam, sambungnya, hendaklah
tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama, seperti mabuk-mabukan, judi dan
mengonsumsi barang haram.
Adapaun pesan kedua, sebagai pegawai
Pos Indonesia diingatkan supaya melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh
dan penuh semangat. Agama Islam menyuruh pemeluknya untuk melakukan pekerjaan yang
terbaik, tidak sekedar yang penting selesai, sebatas menggugurkan kewajiban
atau hanya menjalani rutinitas.
“Lakukan pekerjaan dengan
sempurna, berikan yang terbaik! Ketahuilah, ketika kita kerja keras, kerja
dengan baik, kebaikannya itu bukan untuk pimpinan kantor. Sama sekali tidak
menambah gaji pimpinan. Sebaliknya jika kita kerja malas-malasan atau asal-asalan
juga tidak mengurangi gaji pimpinan. Setiap kebaikan yang kita lakukan akan
kembali pada diri kita, maka tidak perlu iri melihat pegawai-pegawai lain yang
kerja santai atau seenaknya. Tetaplah kerja yang semangat!” tegasnya.
Lebih lanjut, dipesankan yang
ketiga agar pegawai Pos Indonesia menjaga rumah tangganya dengan baik. Anugerah
perkawinan yang diberikan Allah hendaklah dijaga.
“Sebagai suami, jadilah suami yang mencintai dan menyayanyi istri dan anak-anak. Jadilah suami yang bertanggung jawab, yang menafkahi keluarga dan tidak pernah menelantarkan keluarga. Jangan sering pergi meninggalkan keluarga. Kalau seharian sudah menghabiskan waktu di pekerjaan, sesampai rumah jangan pergi lagi nongkrong dengan teman-teman. Waktu untuk keluarga terus kapan? Dampingi anak-anak mengerjakan PR. Buatlah anak-anak bangga punya ayah yang selalu hadir di sampingnya!” tandasnya.
Suami, imbuhnya, harus memperlakukan istri dengan baik, jangan pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Semua persoalan harus diselesaikan dengan baik.
“Jangan mudah mengambil keputusan untuk bercerai. Ingat di situ ada anak-anak. Pikirkan nasib anak-anak ke depannya. Belum lagi, perceraian sering kali memunculkan persoalan berikutnya, yaitu gugatan hak asuh anak, gugatan harta bersama (gono-gini) dan gugatan lainnya,” pesannya. (sam)