Sumba Timur - Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi menyampaikan Kajian Ahad Pagi (29/12/2024) di Masjid Al-Muhajirin Pakamburung Waingapu. Kajian membahas refleksi tahun 2024 menuju tahun 2025.
“Pagi ini saya membawa kitab
tafsir berjudul Hidayatul Qur’an fi Tafsiril Quran bil-Quran, kitab berbahasa
Arab karya Dr. Muhammad Afifuddin Dimyathi Romli Al-Indunisi. Pengarang kitab
ini kawan baik saya, adik kelas waktu belajar di MAPK Jember. Di usianya yang
masih muda, beliau sudah mengarang banyak kitab berbahasa Arab yang diterbitkan
di Mesir,” katanya.
Selanjutnya dibacakan Surat
Al-Hasyr Ayat 18 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
“Menurut pengarang kitab
tafsir ini, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, termasuk kita
semua ini, diperintahkan untuk bertakwa atau takut kepada Allah dan takut kepada
adzab-Nya dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan
larangan-larangan-Nya. Hendaklah setiap jiwa, setiap manusia itu memperhatikan
apa yang sudah diperbuat, hendaklah bertanya amalan-amalan apa yang sudah
dilakukan selama hidupnya untuk dipersembahkan menghadapi Hari Kiamat.
Bertakwalah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Amalan sekecil
apapun tidak akan luput dari penglihatan dan pengetahuan Allah,” jelasnya.
Lebih lanjut diuraikan balasan
bagi orang-orang yang bertakwa, baik balasan di dunia dan di Akhirat. Balasan di
dunia disebutkan dalam Surat Ath-Thalaq Ayat 2-4 berupa kehidupan yang baik,
yaitu diberikan jalan keluar dari kesulitan hidup yang dihadapi, diberikan
rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka dan dimudahkan urusannya. Adapun balasan
di Akhirat menurut Surat Az-Zumar Ayat 73, Surat Al-Hijr Ayat 45 dan Surat
Al-Qamar Ayat 54 berupa surga.
Setelah itu dibacakan Surat
Al-Hasyr Ayat 19 yang artinya, “Janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa
kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik”.
“Pengarang kitab tafsir ini
menjelaskan, janganlah orang-orang yang beriman itu seperti orang-orang munafiq
yang mereka melupakan dzikir kepada Allah dan mengabaikan perintah-perintah
agama. Akibatnya Allah membuat mereka lupa pada diri mereka. Mereka itulah
orang-orang yang berbuat dosa, yang keluar dari ketaatan,” terangnya.
Menurut Ketua PA Waingapu,
Surat Al-Hasyr Ayat 18-19 itu mengandung pelajaran supaya manusia selalu
bertakwa, menyiapkan bekal untuk kehidupan Akhirat dan jangan sekali-kali melupakan
Allah.
“Momen pergantian tahun ini
marilah kita jadikan refleksi, renungan atau muhasabah, apakah kita sudah
menjadi manusia yang bertakwa, yang selalu melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya. Seandainya hari ini kita dipanggil oleh Allah,
apakah kita sudah siap, apakah amalan-amalan yang kita perbuat selama hidup di
dunia sudah mampu menyelamatkan kita ketika nanti ditanya oleh malaikat? Apakah
sampai di usia kita saat ini, kita tidak pernah melupakan Allah, kita selalu menghadirkan
Allah dalam kehidupan sehari-hari? Kita tidak berani berbuat dosa, korupsi,
mengambil hak-hak orang karena kita selalu merasa dalam pengawasan Allah?”
ujarnya dengan mengajukan pertanyaan retorik.
Orang nomor satu di PA yang
wilayah hukumnya mencakup seluruh Kabupaten Sumba Timur itu mengingatkan
hadirin tidak semata-mata merefleksi untuk kesalihan pribadi saja,
seperti shalat, puasa dan membaca Al-Quran. Lebih dari itu, hendaklah merefleksi
sejauhmana telah berbuat untuk kepentingan Islam dan umat Islam di Pulau Sumba.
“Islam mengajarkan kepada kita
supaya kita menjadi manusia yang peka dan peduli dengan urusan umat, dengan
kepentingan orang lain. Disebutkan dalam Al-Quran, orang yang menolong (membela)
Allah dengan menegakkan agama-Nya maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya
dan meneguhkan kedudukannya. Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjuang di
jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya
di sisi Allah dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan,” urainya.
Oleh karena itu, dipesankan
kepada hadirin untuk memikirkan bagaimana mencetak orang-orang berilmu (ulama)
di Pulau Sumba, menyiapkan guru-guru yang mengajar di madrasah, memberikan
ruang lebih luas kepada generasi muda untuk tampil, mengadakan sarana bagi umat
Islam seperti klinik atau Rumah Sakit Islam (RSI) dan lebih serius memperhatikan
perilaku umat Islam agar tidak melakukan dosa/kesalahan seperti mabuk, perzinaan,
judi dan lain sebagainya.
“Dengan melakukan refleksi atas
apa yang sudah terjadi selama tahun 2024, semoga kita dapat melakukan yang
terbaik di tahun 2025, kita tingkatkan amalan-amalan yang sudah berjalan baik,
kita perbaiki yang salah dan kita sempurnakan yang belum sempurna,” pungkasnya.
(sam)