Wakil Ketua Pengadilan Agama Waingapu Sampaikan Tausiyah pada Walimatussafar Haji


SAMSUMBA.com - Ahad (26/5/2024) bakda shalat Isya, Wakil Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi menyampaikan tausiyah pada walimatussafar haji di Manubara Kelurahan Kamalaputi Kecamatan Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Hadir pada kesempatan itu, antara lain 19 calon haji dari Kabupaten Sumba Timur, para imam masjid, para tokoh agama dan para pejabat di Kabupaten Sumba Timur, seperti kepala Kantor Kementerian Agama dan ketua Pengadilan Agama serta masyarakat umum.

Ustadz Fahrurrozi, panggilan akrab orang nomor dua di PA Waingapu itu, menjelaskan tiga alasan kenapa orang Islam bahagia ketika akan berangkat haji dan bagi yang belum berhaji berusaha keras untuk mewujudkan impiannya berangkat haji.

“Alasan pertama, karena haji adalah rukun Islam. Hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan, Buniyal Islam ‘ala Khomsin. Islam itu dibangun di atas lima pondasi. Salah satunya adalah haji. Jika selama ini kita sudah bersyahadat, shalat, puasa dan haji, maka pelengkapnya adalah haji. Pantaslah Bapak Ibu Calon Haji sangat bahagia karena akan menyempurnakan Rukun Islam,” ujarnya.

Jutaan manusia, sambungnya, sangat ingin menunaikan ibadah haji tapi tidak semua dapat melaksanakannya. Bisa jadi karena tidak mampu keuangannya. Bisa jadi mempunyai uang tetapi tidak mampu kesehatannya atau sudah lebih dulu meninggal dunia.

“Bapak Ibu Calon Haji patut bersyukur. Bapak Ibu menjadi manusia pilihan. Karena dari jutaan manusia di muka bumi, Bapak Ibu yang dipilih Allah untuk memenuhi panggilan-Nya ke Tanah Suci tahun ini,” katanya.

Alasan kedua, lanjut Ustadz Fahrurrozi, setiap orang Islam sudah sepantasnya berusaha keras berangkat haji karena di dalam rangkaian ibadah haji itu banyak sekali keistimewaan dan kemuliaan.

Ustadz/Hakim yang pernah menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu kemudian menyebutkan Hadits Nabi SAW tentang keistimewaan shalat di Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah yang artinya, “Shalat di Masjid Nabawi Madinah lebih utama daripada shalat 1000 kali di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram Mekah, dan shalat di Masjidil Haram Mekah lebih utama daripada shalat 100.000 kali di tempat lain”.

Ditambahkan oleh Ustadz Fahrurrozi Hadits Nabi SAW yang artinya, “Orang yang shalat di Masjid Nabawi Madinah sebanyak 40 shalat wajib berturut-turut tanpa terlewatkan satu shalat pun, maka akan tercatat baginya terbebas dari api neraka, terbebas dari siksaan dan terbebas dari kemunafikan”.

“Rasulullah SAW juga bersabda, Al-Hujjaj wal ‘Ummar Wafdullah, in Da’au Ajabu wa in Istaghfaruhu Ghafara lahum. Para jamaah haji dan umroh adalah tamu-tamu kehormatan Allah, jika mereka berdoa maka pasti akan dikabulkan dan jika mereka memohonkan ampunan untuk seseorang maka orang yang dimohonkan ampunan itu akan mendapat ampunan dari Allah,” terangnya.

Ustadz Fahrurrozi meminta para calon haji untuk banyak berdoa selama melaksanakan haji. Baik doa untuk kebaikan dan keselamatan selama haji maupun doa untuk keluarga di Tanah Air, untuk kebaikan tetangga dan teman serta mendoakan mereka yang belum berhaji agar segera mendapat panggilan haji.

“Jangan lupa doakan untuk kebaikan negara kita, Indonesia agar menjadi negara yang adil makmur. Doakan agar Sumba Timur diberikan pemimpin yang terbaik pada Pilkada nanti, yaitu pemimpin yang dapat menyejahterakan rakyatnya. Doakan juga agar dakwah Islam di Sumba Timur semakin maju, segera berdiri Asrama Haji, Rumah Sakit Islam dan Perguruan Tinggi Islam,” imbuhnya.

Diterangkannya, Kota Mekah itu awalnya sepi, tidak ada penghuni dan tanahnya tidak dapat ditanami (ghairi dzi zarin). Namun kemudian menjadi ramai dan banyak dikunjungi jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia. Itu berkat doa Nabi Ibrahim AS yang diabadikan dalam Al-Quran Surat Ibrahim Ayat 37. Maka, diingatkan kepada para calon haji supaya memperbanyak doa selama berada di Tanah Suci untuk kebaikan Pulau Sumba khususnya dan untuk Indonesia pada umumnya.

Keistimewaan lainnya dari ibadah haji, ungkapnya, karena berdasarkan Hadits Nabi SAW, orang yang berhaji dan selama haji tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan maka dosa-dosanya akan terhapus seperti saat dia dilahirkan dulu (tidak berdosa).

Di samping itu, Ustadz Fahrurrozi menambahkan bahwa haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga. Menurut Hadits Nabi SAW, di antara tanda haji mabrur adalah orang itu suka membagi rizki kepada orang lain dan selalu berkata dengan perkataan yang baik atau tidak menyakiti orang lain.

“Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan, Wa ‘Alamatul Qabul an Yarjial Hajju Khairan mimma Kana wa La Yu’awidul Ma’ashi. Tanda-tanda orang yang hajinya mabrur atau diterima oleh Allah itu bahwa ketika dia pulang dari haji maka kehidupannya (perilakunya) menjadi lebih baik daripada sebelum haji. Kalau sebelumnya tidak mau bersedekah, pulang haji rajin sedekah. Kalau sebelum haji sedekahnya 500 ribu tiap bulan, pulang dari haji menjadi satu juta, rajin membantu, rajin menolong serta tidak akan mengulangi berbuat maksiat. Mudah-mudahan Bapak Ibu menjadi haji yang mabrur,” urainya.

Alasan ketiga orang Islam bahagia ketika akan berangkat haji dan bagi yang belum berhaji berusaha keras untuk mewujudkan impiannya berangkat haji, menurut Ustadz Fahrurrozi, karena haji itu untuk li-yasyhadu manafia lahum sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Hajj Ayat 28 yang artinya, “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka”.

Dijelaskannya, dalam haji para tamu Allah itu akan mengenang kisah Nabi Ibrahim AS bersama keluarganya. Bagaimana dahulu Ka’bah dibangun, bagaimana Siti Hajar berlari-lari menuju Bukit Shafa ke Marwah, bagaimana Nabi Ibrahim melempar setan di Mina, dan lain sebagainya.

Selain itu, para tamu Allah akan diingatkan bahwa Ka’bah adalah kiblat umat Islam dalam shalat, Mekah adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tempat lahirnya Islam dan tempat perjuangan Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam. Dari Mekah, Islam berkembang dan tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk sampai ke Indonesia.

“Bahkan di Mekah dulu, banyak putra Indonesia yang datang tidak hanya untuk berhaji, tetapi juga menuntut ilmu. Sebagian dari mereka pulang ke Tanah Air untuk menyebarkan Islam, dan sebagian lagi menetap di Mekah mengajar di Masjidil Haram. Dalam kitab berjudul A’lamul Makkiyyin (Tokoh-tokoh Ulama Mekah) banyak putra Indonesia yang diakui keulamaannya. Antara lain, Syaikh Abdul Ghoni Bima yang wafat di Mekah, Syaikh Muhammad Umar Sumbawa, Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Mahfudz At-Tarmasi (Tremas Pacitan), Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan masih banyak lagi,” paparnya.

Di akhir tausiyah, Ustadz Fahrurrozi mendoakan kepada para calon haji agar selalu dalam lindungan Allah dari awal keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air, diberikan kesehatan, keselamatan dan panjang umur serta pulang dengan menyandang predikat haji mabrur. (sam)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)