Ustadz Fahrurrozi, panggilan akrab orang
nomor dua di PA Waingapu itu, menjelaskan tiga alasan kenapa orang Islam bahagia
ketika akan berangkat haji dan bagi yang belum berhaji berusaha keras untuk
mewujudkan impiannya berangkat haji.
“Alasan pertama, karena haji adalah
rukun Islam. Hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan, Buniyal Islam ‘ala
Khomsin. Islam itu dibangun di atas lima pondasi. Salah satunya adalah
haji. Jika selama ini kita sudah bersyahadat, shalat, puasa dan haji, maka
pelengkapnya adalah haji. Pantaslah Bapak Ibu Calon Haji sangat bahagia karena
akan menyempurnakan Rukun Islam,” ujarnya.
Jutaan manusia, sambungnya, sangat
ingin menunaikan ibadah haji tapi tidak semua dapat melaksanakannya. Bisa jadi
karena tidak mampu keuangannya. Bisa jadi mempunyai uang tetapi tidak mampu
kesehatannya atau sudah lebih dulu meninggal dunia.
“Bapak Ibu Calon Haji patut bersyukur. Bapak
Ibu menjadi manusia pilihan. Karena dari jutaan manusia di muka bumi, Bapak Ibu
yang dipilih Allah untuk memenuhi panggilan-Nya ke Tanah Suci tahun ini,”
katanya.
Alasan kedua, lanjut Ustadz Fahrurrozi,
setiap orang Islam sudah sepantasnya berusaha keras berangkat haji karena di
dalam rangkaian ibadah haji itu banyak sekali keistimewaan dan kemuliaan.
Ustadz/Hakim yang pernah menimba ilmu
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu kemudian menyebutkan Hadits Nabi SAW tentang
keistimewaan shalat di Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah yang
artinya, “Shalat di Masjid Nabawi Madinah lebih utama daripada shalat 1000
kali di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram Mekah, dan shalat di Masjidil
Haram Mekah lebih utama daripada shalat 100.000 kali di tempat lain”.
Ditambahkan oleh Ustadz Fahrurrozi Hadits
Nabi SAW yang artinya, “Orang yang shalat di Masjid Nabawi Madinah sebanyak 40
shalat wajib berturut-turut tanpa terlewatkan satu shalat pun, maka akan tercatat
baginya terbebas dari api neraka, terbebas dari siksaan dan terbebas dari
kemunafikan”.
“Rasulullah SAW juga bersabda, Al-Hujjaj wal ‘Ummar Wafdullah, in Da’au Ajabu wa in Istaghfaruhu Ghafara lahum. Para jamaah haji dan umroh adalah tamu-tamu kehormatan Allah, jika mereka berdoa maka pasti akan dikabulkan dan jika mereka memohonkan ampunan untuk seseorang maka orang yang dimohonkan ampunan itu akan mendapat ampunan dari Allah,” terangnya.
Ustadz Fahrurrozi meminta para calon haji untuk banyak berdoa selama melaksanakan haji. Baik doa untuk kebaikan dan
keselamatan selama haji maupun doa untuk keluarga di Tanah Air, untuk kebaikan tetangga
dan teman serta mendoakan mereka yang belum berhaji agar segera mendapat
panggilan haji.
“Jangan lupa doakan untuk kebaikan
negara kita, Indonesia agar menjadi negara yang adil makmur. Doakan agar Sumba
Timur diberikan pemimpin yang terbaik pada Pilkada nanti, yaitu pemimpin yang
dapat menyejahterakan rakyatnya. Doakan juga agar dakwah Islam di Sumba Timur
semakin maju, segera berdiri Asrama Haji, Rumah Sakit Islam dan Perguruan
Tinggi Islam,” imbuhnya.
Diterangkannya, Kota Mekah itu awalnya sepi, tidak ada penghuni dan tanahnya tidak dapat ditanami (ghairi dzi zar’in). Namun kemudian menjadi ramai
dan banyak dikunjungi jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia. Itu berkat doa
Nabi Ibrahim AS yang diabadikan dalam Al-Quran Surat Ibrahim Ayat 37. Maka,
diingatkan kepada para calon haji supaya memperbanyak doa selama berada di
Tanah Suci untuk kebaikan Pulau Sumba khususnya dan untuk Indonesia pada umumnya.
Keistimewaan lainnya dari ibadah haji,
ungkapnya, karena berdasarkan Hadits Nabi SAW, orang yang berhaji dan selama
haji tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan maka dosa-dosanya
akan terhapus seperti saat dia dilahirkan dulu (tidak berdosa).
Di samping itu, Ustadz Fahrurrozi
menambahkan bahwa haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga. Menurut Hadits
Nabi SAW, di antara tanda haji mabrur adalah orang itu suka membagi rizki
kepada orang lain dan selalu berkata dengan perkataan yang baik atau tidak
menyakiti orang lain.
“Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi
mengatakan, Wa ‘Alamatul Qabul an Yarjial Hajju Khairan mimma Kana wa La Yu’awidul
Ma’ashi. Tanda-tanda orang yang hajinya mabrur atau diterima oleh Allah itu
bahwa ketika dia pulang dari haji maka kehidupannya (perilakunya) menjadi lebih baik daripada
sebelum haji. Kalau sebelumnya tidak mau bersedekah, pulang haji rajin sedekah.
Kalau sebelum haji sedekahnya 500 ribu tiap bulan, pulang dari haji menjadi
satu juta, rajin membantu, rajin menolong serta tidak akan mengulangi berbuat
maksiat. Mudah-mudahan Bapak Ibu menjadi haji yang mabrur,” urainya.
Alasan ketiga orang Islam bahagia ketika
akan berangkat haji dan bagi yang belum berhaji berusaha keras untuk mewujudkan
impiannya berangkat haji, menurut Ustadz Fahrurrozi, karena haji itu untuk li-yasyhadu
manafia lahum sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Hajj Ayat 28
yang artinya, “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka”.
Dijelaskannya, dalam haji para tamu
Allah itu akan mengenang kisah Nabi Ibrahim AS bersama keluarganya. Bagaimana dahulu
Ka’bah dibangun, bagaimana Siti Hajar berlari-lari menuju Bukit Shafa ke
Marwah, bagaimana Nabi Ibrahim melempar setan di Mina, dan lain sebagainya.
Selain itu, para tamu Allah akan diingatkan bahwa Ka’bah adalah kiblat umat Islam dalam shalat, Mekah adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tempat lahirnya Islam dan tempat perjuangan Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam. Dari Mekah, Islam berkembang dan tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk sampai ke Indonesia.
“Bahkan di Mekah dulu, banyak
putra Indonesia yang datang tidak hanya untuk berhaji, tetapi juga
menuntut ilmu. Sebagian dari mereka pulang ke Tanah Air untuk menyebarkan Islam,
dan sebagian lagi menetap di Mekah mengajar di Masjidil Haram. Dalam kitab berjudul
A’lamul Makkiyyin (Tokoh-tokoh Ulama Mekah) banyak putra Indonesia yang
diakui keulamaannya. Antara lain, Syaikh Abdul Ghoni Bima yang wafat di Mekah, Syaikh
Muhammad Umar Sumbawa, Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Mahfudz At-Tarmasi (Tremas Pacitan), Syaikh
Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan masih banyak lagi,” paparnya.
Di akhir tausiyah, Ustadz Fahrurrozi mendoakan kepada para calon haji agar selalu dalam lindungan Allah dari awal keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air, diberikan kesehatan, keselamatan dan panjang umur serta pulang dengan menyandang predikat haji mabrur. (sam)