Menurut koordinator kajian, Ustadz Andri Riswanto yang juga Site Leader PT Trakindo Utama Waingapu, soto kikil dipilih sebagai menu penutup kajian sebelum libur Ramadhan.
“Oleh karena kajian kali ini yang terakhir maka kita sediakan menu spesial, yaitu soto kikil khas Lamongan. Selama Ramadhan, kajian libur dulu, diganti dengan kuliah sepuluh menit sehabis shalat Shubuh setiap hari yang akan diisi oleh para dai dari Ma’had Darul Qur'an Wal Hadits Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Pancor Lombok Timur,” jelasnya.
Kajian, imbuhnya, akan dimulai kembali setelah lebaran. Ia mengaku bersyukur karena animo jamaah untuk menghadiri kajian sangat tinggi. Tidak hanya dari Masjid Al-Muhajirin.
“Banyak jamaah dari luar juga hadir. Seperti dari Masjid Al-Anwar, Masjid Al-Huda, Masjid Baiturrahman, Masjid Al-Ma’ruf, Masjid An-Nur dan lain sebagainya,” pungkas Ustadz kelahiran Surabaya itu. (sam)