SAMSUMBA.com - Ustadz H. Fahrurrozi Zawawi bertindak sebagai khotib di Masjid Baiturrahman Kanjonga Sumba Timur, Jumat (9/2/2024). Pada kesempatan itu, khotib membahas seputar peringatan Isra Miraj dan Pemilihan Umum (Pemilu).
“Hari-hari ini kita sedang berada di tengah-tengah suasana peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Pemilihan Umum. Khotib akan membahas kedua hal tersebut dalam khotbah yang singkat ini,” ujarnya di awal khotbah.
Peringatan Isra Miraj, sambungnya, mengingatkan suatu peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW dipanggil oleh Allah untuk menghadap langsung di Sidratul Muntaha di langit ketujuh. Di sana Nabi mendapat perintah shalat 5 waktu.
Sehubungan dengan itu, ia mengajak jamaah shalat Jumat untuk menjadikan peringatan Isra Miraj sebagai sarana introspeksi dan evaluasi, apakah selama ini sudah melaksanakan shalat 5 waktu atau masih sering meninggalkannya.
Dijelaskannya, shalat adalah kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan. Kalaulah ada halangan, pelaksanaannya boleh dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang normal. Misalnya, kalau sakit boleh shalat dengan duduk. Tidak bisa duduk, boleh dengan berbaring. Saat sakit dan dalam perjalanan boleh bertayamum dengan tanah/debu, saat di atas kendaraan boleh tidak menghadap kiblat. Saat perjalanan yang cukup jauh boleh dijamak dan diqashar. Islam memberikan keringanan atau rukhshah tetapi tidak sampai membebaskan kewajiban shalat.
Ustadz Fahrurrozi mengingatkan jamaah untuk memastikan seluruh keluarga mengerjakan shalat. Ia lalu mengutip firman Allah dalam Al-Quran Surat Thaha Ayat 132 yang artinya, “Perintahkanlah kepada keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakan shalat dan bersabar dalam memerintahkan keluargamu untuk shalat”.
Di samping usaha memerintahkan keluarga untuk shalat, ia mengajak jamaah mengamalkan doa sebagaimana diajarkan oleh Nabi Ibrahim dalam Al-Quran Surat Ibrahim Ayat 40 yang artinya, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doa ini”.
Setelah membahas topik Isra Miraj, Ustadz Fahrurrozi kemudian membahas Pemilu.
“Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Selanjutnya khotib beralih ke topik kedua tentang Pemilihan Umum. Sekarang ini kita sedang dalam masa kampanye. 5 hari lagi kita akan datang ke TPS untuk memilih presiden, wakil presiden, anggota DPD, anggota DPR dan anggota DPRD. Sebagai orang yang beragama Islam, sudah barang tentu kita mencari tuntunan dalam agama kita, bagaimana Islam berbicara tentang kepemimpinan, siapa yang seharusnya kita pilih,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Fahrurrozi menguraikan nilai-nilai kepemimpinan di dalam kitab suci Al-Quran yang diperankan sosok-sosok teladan. Antara lain adalah Nabi Yusuf yang pandai menjaga amanat dan berpengetahuan luas (Surat Yusuf Ayat 55), Nabi Musa yang mempunyai fisik kuat dan dapat dipercaya (Surat Al-Qashash Ayat 26) dan Raja Thalut yang mempunyai ilmu luas dan tubuh kuat (Surat Al-Baqarah Ayat 247).
“Ayat ini (Surat Al-Baqarah Ayat 247) mengajarkan kepada kita bahwa pemimpin yang harus kita pilih itu bukan karena kekayaan, bukan karena hartanya melimpah, uangnya banyak sehingga dapat dibagi-bagikan kepada rakyat. Bukan itu. Tetapi pilihlah pemimpin yang berilmu, mempunyai pendidikan yang baik dan kondisi fisik yang prima, sehat jasmani rohani,” tandasnya.
Menurutnya, kisah masa lalu diabadikan dalam Al-Quran tidak lain supaya menjadi pelajaran dan peringatan bagi manusia yang sedang hidup di dunia sekarang ini. Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Ustadz Fahrurrozi kemudian mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW. yang artinya, “Jika amanat/kepercayaan disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Lalu sahabat bertanya, apa maksud menyia-nyiakan amanat. Nabi menegaskan bahwa jika suatu urusan (termasuk kekuasaan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”.
Ia berpesan kepada jamaah agar memilih sosok-sosok yang mempunyai kemampuan atau mumpuni untuk mengisi jabatan presiden dan wakil presiden, anggota DPD, anggota DPR dan anggota DPRD. Jangan menyia-siakan kesempatan untuk ikut serta menentukan masa depan Republik ini. Hendaklah menggunakan hak pilih pada tanggal 14 Februari 2024 dan jangan jadi golput (golongan putih).
“Akhirnya khotib menutup khotbah ini dengan mengutip pidato Presiden Amerika Serikat, Gerald Ford saat berkampanye pemilihan presiden pada September 1976. Beliau mengatakan, ‘The question in this campaign is not who has the better vision of America. The question is who will act to make the vision a reality’. (Pertanyaan dalam kampanye ini bukanlah siapa yang mempunyai visi lebih baik terhadap Amerika. Pertanyaannya adalah siapa yang mampu mewujudkan visi itu menjadi kenyataan),” katanya.
Pertanyaan yang sama, imbuh Ustadz Fahrurrozi, juga diajukan dalam masa kampanye ini, siapakah di antara para calon yang mampu mewujudkan visinya setelah terpilih nanti. Bukan sekedar janji manis yang diobral untuk menarik simpati rakyat tetapi tidak dapat diwujudkan. (sam)