Khotbah di Masjid Al-Muhajirin Waingapu, Wakil Ketua Pengadilan Agama Waingapu Bahas Sumpah Pemuda


SAMSUMBA.com - Jumat (27/10/2023), Wakil Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi bertindak sebagai khotib pada shalat Jumat di Masjid Al-Muhajirin Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Pada kesempatan itu, khotib membahas seputar Sumpah Pemuda.

“Besok tanggal 28 Oktober. Kita memeringatinya sebagai Hari Sumpah Pemuda ke-95. Peringatan ini untuk mengingatkan bangsa Indonesia terhadap sejarah perjuangan para pemuda di tahun 1928,” ujar khotib yang biasa disapa Ustadz Fahrurrozi, di bagian awal khotbah.

Pada saat itu, lanjutnya, para pemuda mengikrarkan semangat persatuan, yaitu (1) bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia; (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; (3) dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

“Mari kita maknai peringatan Sumpah Pemuda ini sebagai momentum untuk meningkatkan semangat persatuan. Kita harus berani dan tegas menyatakan bahwa Persatuan Indonesia di atas segala-galanya, melampaui persatuan kesukuan, kedaerahan, apalagi golongan. Kita harus mencegah dan melawan segala upaya yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat Persatuan Indonesia sebagaimana termuat dalam Sumpah Pemuda harus tertanam kokoh dalam jiwa kita. Semua kita harus menjadi perekat persatuan,” serunya.

Ditambahkannya, dalam kehidupan sehari-hari setiap warga negara harus memupuk semangat Persatuan Indonesia. Karena sama-sama satu bangsa dan Tanah Air. Semua warga negara bersaudara, satu keluarga. Karena itu sudah seharusnya, semua bergotong-royong, tolong-menolong, bahu-membahu dan saling membantu. Sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air, tidak boleh ada yang merendahkan atau menghina satu dengan yang lain.

Lebih lanjut, Ustadz Fahrurrozi mengingatkan kepada jamaah Jumat agar terus merekatkan Persatuan Indonesia dan berhati-hati serta mewaspadai penggunaan media sosial. Seringkali penggunaannya tidak disertai dengan tanggung jawab sehingga tidak jarang menjadi sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax, fitnah, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, informasi palsu dan hal terlarang lainnya yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai pengguna media sosial, hendaklah jangan mudah menelan informasi mentah-mentah dan mempercayainya lalu menyebarkan informasi yang belum tentu benar itu kepada orang lain.

Selain untuk meningkatkan semangat persatuan, Ustadz Fahrurrozi berpesan supaya peringatan Sumpah Pemuda dijadikan refleksi atas apa yang terjadi dengan pemuda hari ini. Pemuda generasi terdahulu telah memainkan peran yang begitu penting dalam perjalanan kehidupan bangsa. Ia mempertanyakan, bagaimana dengan kondisi pemuda hari ini.

“Hari ini kita hidup di era gadget. Selain mendatangkan banyak manfaat, gadget juga tidak sedikit mendatangkan dampak negatif. Generasi muda kita sekarang ini sudah banyak yang kecanduan gadget. Di mana-mana, anak muda bermain HP berjam-jam lamanya. Mereka hanya menghabiskan waktu, menghambur-hamburkan waktu, wasting time. Seharusnya waktu luang itu dimanfaatkan untuk hal-hal produktif, seperti belajar menyiapkan bekal untuk menyongsong masa depan. Tetapi kebanyakan mereka hanya bermain-main,” ungkapnya.

Bahkan, imbuhnya, generasi muda saat ini juga tidak sedikit yang terjerat narkoba. Padahal, narkoba jelas-jelas merusak kerja otak dan kondisi fisik, yang ujung-ujungnya akan merusak moral, merusak masa depan generasi muda.

Lebih parahnya lagi. Ustadz Fahrurrozi mendetailkan bahwa generasi muda banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Banyak laki-laki dan perempuan melakukan hubungan terlarang tanpa ikatan perkawinan. Berapa banyak pemudi yang hamil di luar nikah. Berapa banyak anak lahir dari laki-laki dan perempuan yang tidak terikat perkawinan. Ini kenyataan di depan mata.

“Pemuda kita perlu diingatlan, perlu dibangunkan dari tidurnya yang panjang, sebagaimana dipesankan Alfred Simanjuntak dalam lagunya. Bangun pemudi pemuda Indonesia. Tangan bajumu singsingkan, untuk negara. Masa yang akan datang, kewajibanmu lah. Menjadi tanggunganmu terhadap nusa. Menjadi tanggunganmu terhadap nusa,” tandas Ustadz yang pernah mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Ustadz Fahrurrozi berpesan kepada para orang tua supaya tidak henti-hentinya mengingatkan generasi muda akan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara ini. Siapa lagi yang akan melanjutkan perjuangan membangun negeri ini kalau bukan para pemuda. Syubbanul Yaum Rijalul Ghod. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.

Menurutnya, pemuda perlu disiapkan wadah untuk aktualisasi diri. Ikatan remaja masjid, karang taruna dan organisasi-organisasi kepemudaan, kemasyarakatan dan keumatan perlu dihidupkan. Generasi muda harus terbiasa dan terlatih dalam kepemimpinan sehingga siap pada saatnya harus tampil memimpin.

Dijelaskannya, Allah SWT menunjukkan proses Nabi Ibrahim AS menjadi pemimpin dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 124 yang artinya, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa ujian, dan Ibrahim berhasil menunaikannya. Allah lalu berkata, sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia”.

“Jadi, kepemimpinan itu lahir dari pengalaman yang cukup dalam melewati tempaan dan gemblengan sehingga menjadi matang,” tegas Ustadz kelahiran Pati Jawa Tengah itu.

Di samping memfasilitasi organisasi tempat berlatih kepemimpinan, Ustadz Fahrurrozi menyerukan agar umat Islam menyiapkan lembaga-lembaga pendidikan non-formal dan tempat kursus agar generasi muda menyibukkan diri dengan kegiatan belajar. Pendidikan tidak hanya di bangku sekolah tetapi juga sepulang sekolah. Sehingga kelak bermunculan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal untuk membangun daerah ini. Tanpa adanya sarana aktualisasi diri, generasi muda bisa memilih caranya sendiri dalam mengisi waktu luang, yang itu belum tentu sesuai dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka bisa memilih menghabiskan waktu untuk berleha-leha.

“Kita harus waspada jangan sampai generasi muda salah mencari teman, salah dalam pergaulan, apalagi masuk dalam pergaulan bebas muda-mudi. Rasulullah SAW bersabda, Al-Mar’u ‘ala Din Khalilihi fal-Yanzhur Ahadukum Man Yukhalil. Artinya, “Seseorang itu dapat dilihat dari agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang hendak dijadikan sebagai teman,” terangnya.

Di akhir khotbahnya, Ustadz Fahrurrozi kembali mengingatkan para jamaah agar terus me-refresh semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga Persatuan Indonesia dan menyiapkan generasi muda dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup sebagai bekal untuk melanjutkan cita-cita para pendiri negara. (fi)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)