Yuk Ngopi! Kopi dari Kacamata Kesehatan

 

Oleh dr. Nurcholis

(Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu)

Apakah Anda suka ngopi? Yak, salah satu kebiasaan orang Sumba adalah suka minum kopi kapan pun dan di mana pun. Mulai dari sarapan dengan kopi, hingga nongkrong di kafe untuk bersantai sambal ngopi. Selain untuk bersantai, kopi juga sering digunakan untuk alternatif para pekerja malam agar tidak mudah ngantuk saat bekerja. Selain kopi ini digunakan untuk bersantau atau bergadang, ternyata kopi juga memiliki beberapa manfaat dari segi kesehatan.

Kopi sendiri terdiri dari berbagai komposisi, antara lain kafein, vitamin B2 (riboflavin), magnesium, dan berbagai zat kimia tumbuhan: polifenol. Respons tubuh terhadap kopi berbeda-beda pada setiap individu. Ada yang minum 1 cangkir kopi saja sudah merasa perut penuh, ada juga yang harus minum lebih dari 1 cangkir karena merasa belum puas. Berdasarkan Dietary Guidelines for American, dosis rendah hingga moderat kafein (50-300mg) atau setara dengan 1-5 cangkir kopi dapat meningkatkan energi, kewaspadaan dan kemampuan konsentrasi. Dosis yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek samping seperti kecemasan, susah beristirahat, susah tidur dan meningkatnya denyut nadi.

Bagaimana jika kita hobi minum kopi tapi ada kondisi sakit gula (diabetes meliitus) atau sakit jantung? Tidak perlu khawatir, silakan diminum kopinya. Karena kopi ternyata punya manfaat tersendiri untuk kesehatan jantung dan sakit gula.

Dari salah satu penelitian, minum 2-3 cangkir kopi setiap hari berhubungan dengan penurunan 21% risiko penyakit jantung. Pada penelitian lain, minum >4 cangkir kopi setiap hari juga dapat menurunkan 20% risiko stroke.

Bagaimana dengan kondisi sakit gula? Sebenarnya, kafein itu sendiri dapat meningkatkan gula darah untuk kondisi jangka pendek. Akan tetapi, pada kondisi jangka panjang, kopi dapat menurunkan risiko mengidap sakit diabetes melitus dibandingkan orang yang tidak minum kopi. Karena komponen selain kafein, yaitu polifenol dan mineral seperti magnesium yang ada di dalam kopi dapat meningkatkan kinerja insulin dan metabolism gula dalam tubuh. Pada sebuah metaanalisis, orang yang minum kopi 1 – 6 cangkir per hari dapat menurunkan risiko terjadinya diabetes 8-33%. Namun, kopi yang berkafein menunjukan manfaat yang lebih sedikit dibandingkan dengan kopi yang tidak berkafein. Namun perlu dicatat bahwa kopi yang dimaksud di sini adalah kopi yang tidak menggunakan gula. Bukan seperti kopi yang biasanya kita konsumsi sehari-hari.

Kopi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan sesuai dengan beberapa penelitian yang ada. Dan sekali lagi perlu diingatkan bahwa kopi yang dimaksud adalah kopi tanpa gula. Sedangkan, kopi yang banyak beredar saat ini adalah kopi kemasan yang sudah ditambahkan dengan gula atau pemanis buatan. Sehingga perlu bijak dalam konsumsi kopi saat ini, karena perlu dilihat kembali jumlah gula yang terkandung. Penting bagi kita untuk ukur kembali apakah konsumsi gula kita sudah melebihi rekomendasi harian atau belum? Mari bijak dalam meminum kopi!

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)