Khotbah Jumat di Masjid Al-Muhajirin Waingapu, Ustadz Al Mugni Bahas Keistimewaan Bulan Muharram


SAMSUMBA.com - Ustadz Al Mugni menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Al-Muhajirin Pakamburung Waingapu Kabupaten Sumba Timur, Jumat (28/7/2023) bertepatan dengan 10 Muharram 1445 H. Pada kesempatan itu, Ustadz Al Mugni membahas seputar Tahun Baru Islam. Salah satunya tentang keistimewaan bulan Muharram sehingga dijadikan sebagai bulan dimulainya Tahun Baru Islam.

“Bulan Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang diharamkan berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut pendapat mayoritas ulama, tanggal 10 Muharram,” ujarnya.

Bulan Muharram menjadi istimewa, sambungnya, karena Muharram dipilih oleh Allah sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan.

Lebih lanjut, Ustadz kelahiran Sumatera Barat itu menjelaskan bahwa keistimewaan bulan Muharram lainnya karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Islam.

“Setelah para sahabat Nabi sepakat mengenai peristiwa hijrah dijadikan sebagai awal penanggalan Islam, ada sebagian sahabat yang berpendapat bahwa untuk awal bulan Hijriyah itu, mulailah dengan bulan Ramadhan, tetapi Khalifah Umar berpendapat, mulailah dengan Muharram. Itu karena Muharram merupakan masa selesainya umat Islam dari menunaikan haji. Lalu disepakatilah tahun baru Hijriah itu dimulai dengan bulan Muharram,” urainya.

Disebutkannya kisah dalam kitab Fathul Bari Syarah Kitab Shahih Bukhari, mengapa tidak dipilih bulan Rabiul Awal sebagai awal tahun tetapi justru dipilih bulan Muharram sebagai awal tahun. Sebab awal komitmen berhijrah itu ada pada bulan Muharram, sehingga cocoklah awal bulan Muharram itu dijadikan sebagai awal tahun baru Islam.

Selain mengenai bulan Muharram, Ustadz Al Mugni juga membahas seputar hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju Madinah. 

Setelah khotbah Jumat, kemudian dilanjutkan dengan shalat Jumat yang diimami Tuan Guru Haji Syarif Umar Algadrie. Adapun yang bertindak sebagai bilal adalah Muhammad Ainul Yaqin. (sam)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)