Ustadz Mahfud Muhammad Bazher yang menjadi pembicara pengajian pagi itu membagikan kiat-kiat untuk bisa khusyu’ dalam shalat. Menurutnya, kiat-kiat itu ada banyak tetapi hanya dikupas 4 (empat) hal saja.
“Pertama, dengan berdoa kepada Allah minta dimudahkan untuk khusyu’. Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa, Allahumma inni a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’u wa min qalbin la yakhsya’u wa min nafsin la tasyba’u wa min da’watin la yustajabu laha. Artinya, Ya Allah, aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah kenyang dan doa yang tidak dikabulkan. Dengan berdoa, semoga kita diberikan kekhusyu’an dalam shalat,” terangnya.
Kiat kedua, sambung Ustadz Mahfud, adalah memahami yang dibaca. Misalnya, dalam shalat membaca Surat Al-Fatihah atau surat-surat pendek maka dipahami makna dan kandungannya. Oleh karena itu, jamaah diharapkan membaca dan memahami arti dari ayat-ayat yang dibaca. Dan itu tidak sulit karena sekarang sudah banyak mushaf Al-Quran disertai terjemah dan tafsirnya.
“Kiat ketiga, kita harus menganggap shalat yang kita lakukan sebagai shalat terakhir, setelah itu kita meninggal. Orang yang menganggap shalatnya sebagai shalat terakhir pasti dia akan khusyu’. Nabi bersabda, Shollu Shalata Muwaddi’in. Artinya, shalatlah kalian seperti shalatnya orang yang akan berpisah dari dunia ini. Kalau kita mengggap itu sebagai shalat terakhir, Insyaallah kita bisa lebih khusyu’,” jelasnya.
Adapun kiat yang keempat, menurut Ustadz Mahfud, adalah menyadari bahwa shalat itu pada hakikatnya merupakan sarana interaksi antara manusia dengan Allah Yang Maha Agung. Rasulullah bersabda, Inna Ahadakum Idza Shalla fainnama Yunaji Rabbah. Artinya, sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika shalat maka sesungguhnya ia bermunajat kepada Tuhannya.
“Maka, mana mungkin Allah ada di hadapan kita sementara hati kita ke mana-mana, pikiran kita ke mana-mana. Kita berdiri di hadapan Yang Maha Agung, Yang Maha Besar. Oleh karena itu, shalat itu diawali dengan takbir, Allahu Akbar. Artinya, Allah Maha Besar, lebih besar dari semua urusan kita. Allah yang memberi semua kebutuhan kita,” ujarnya.
Ustadz Mahfud membuat permisalan, jika seorang pegawai dipanggil oleh kepala kantor tentu saat berbicara, pegawai itu fokus, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Perhatiannya berpusat kepada kepala kantor. Nah, kalau kepada atasan saja bisa fokus, maka kepada Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa, seharusnya setiap hamba bisa juga fokus atau khusyu’.
Seusai pengajian, dilanjutkan dengan menikmati hidangan makanan dan minuman di teras masjid sambil berbincang-bincang seputar keumatan. Pengajian Ahad pagi merupakan kegiatan rutin setiap pekan yang dimulai selepas shalat Shubuh dan dapat dihadiri jamaah dari mana saja (terbuka untuk umum). (zi)