Pada kesempatan itu, Ustadz Andri membahas tentang Tahun Baru Islam 1445 H. Menurutnya, umat Islam harus dapat mengambil pelajaran dengan adanya pergantian tahun. Yaitu, dengan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju, atau intinya menuju ke arah positif.
Ustadz kelahiran Surabaya itu lalu mencontohkan keteladanan Sultan Mahmud II, penguasa Turki Utsmani ketujuh yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481 yang berhasil mengukir sejarah dengan menaklukkan Konstantinopel pada 1453. Sehingga ia mendapat julukan Al-Fatih yang berarti Sang Penakluk.
“Selama 500 tahun upaya penaklukan dilakukan umat Islam tetapi selalu gagal. Karena bentengnya ada tiga lapis sehingga sulit ditembus. Baru pada masa Muhammad Al-Fatih, umat Islam berhasil menaklukkan Konstantinopel,” katanya.
Muhammad Al-Fatih, sambungnya, betul-betul menginginkan perubahan supaya Islam tegak di ibukota Kekaisaran Romawi Timur itu dan membangun peradaban Islam. Ia mencari cara supaya berhasil.
“Karena 400 kapal tidak bisa masuk lewat lautan, maka Pasukan Al-Fatih lalu menyeret kapal-kapal yang begitu besar melewati daratan gurun pasir. Setelah 50 hari, Konstantinopel berhasil ditaklukkan,” terangnya.
Keberhasilan penaklukan Konstantinopel, imbuhnya, menunjukkan bahwa perubahan itu menghajatkan pengorbanan, kesungguhan berikhtiar dan kesungguhan bertawakal kepada Allah.
Sekitar pukul 06.30 WITA kajian selesai. Kemudian dilanjutkan dengan ngopi, ngeteh dan menikmati gorengan di serambi masjid sambil membicarakan nasib umat Islam. (dm)