“Sekarang ini saya lihat langsung dengan mata kepala sendiri, hadir di sini, pada acara Halal bi Halal ini seluruh umat beragama yang ada di Sumba. Yang Muslim, yang Katholik, yang Kristen Protestan, semua kumpul. Termasuk mungkin yang aliran kepercayaan. Insyaallah, dengan kita bisa hidup rukun seperti ini masyarakatnya, negara yang kita cintai juga akan rukun damai,” katanya.
KH. Zulfa yang juga keponakan Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin itu menceritakan bahwa suatu ketika ada sutradara dari luar negeri ingin mem-film-kan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Saat menghadap KH. Ma’ruf, sutradara itu diarahkan supaya datang ke Borobudur.
“Borobudur, candi Budha terbesar di dunia. Itu Borobudur adanya di tengah mayoritas Muslim. Tapi, candi itu tidak ada yang mengganggu,” jelasnya.
“Di Indonesia, kata Pak Kyai Ma’ruf, coba Anda ke Borobudur! Borobudur tetap tegak. Mainlah ke Tengger! Tengger minoritas Hindu ada di kawasan mayoritas Muslim, tidak diganggu. Sekarang kalau sutradara itu ketemu saya, saya suruh mainlah ke Sumba. Nanti Anda akan lihat minoritas Muslim dijaga oleh mayoritas Non Muslim yang ada di Sumba,” ujar KH. Zulfa yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Kegiatan Halal bi Halal itu dikoordinasi oleh Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) se-Daratan Pulau Sumba dan dilakukan secara bergilir setiap tahunnya. Tahun lalu digelar di Sumba Timur, tahun ini di Sumba Tengah dan tahun berikutnya di Sumba Barat Daya (SBD) atau Sumba Barat.
“Dengan acara Halal bi Halal ini, mari kita tumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar umat beragama, tidak memandang suku, ras maupun agama. Di sini kita semua bersaudara,” ungkapnya.
Acara Halal bi Halal siang itu dihadiri oleh pimpinan lembaga yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pejabat pemerintah dari Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah, Anggota DPR RI, pejabat dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi NTT, Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS), para imam, pendeta, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, remaja masjid dan seluruh Majelis Ta’lim se-Pulau Sumba. (dm)