Khotbah Jumat di Masjid Khulafaur Rasyidin, Pak Guru Naris Ajak Jamaah Bergaul dengan Orang Shaleh


SAMSUMBA.com - Haris Setiawan, S.Pd. atau yang akrab disapa Pak Guru Naris menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Khulafaur Rasyidin Kanatang, Jumat (19/5/2023). Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Sumba Timur itu membahas tentang obat hati atau tombo ati yang salah satunya adalah bergaul dengan orang shaleh.

“Tombo ati alias obat hati salah satunya adalah bergaul dengan orang shaleh. Orang shaleh adalah orang yang melaksanakan semua kewajiban Allah, menjauhi semua larangan-Nya, dan mengamalkan sunah-sunah Rasul. Tidak hanya itu, dia juga melaksanakan kewajibannya terhadap sesama,” katanya.

Orang-orang shaleh, sambung Pak Guru Naris, disebut oleh Allah sebagai golongan yang diberi nikmat sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 69-70 yang artinya, “Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, orang itu akan bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Yaitu, Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Mereka itulah sebaik-baiknya teman. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Zat Yang Maha Mengetahui”.

Lebih lanjut Pak Guru Naris menceritakan, ada seorang hamba yang diputuskan akan menjadi penghuni neraka karena timbangan amal keburukannya lebih berat dari kebaikannya. Ketika dibawa menuju neraka, Malaikat Jibril diperintahkan oleh Allah untuk bertanya kepadanya, “Apakah kamu pernah hadir di majelis seorang alim? Apakah kamu pernah cinta kepada orang alim? Apakah kamu pernah duduk satu meja perjamuan dengan orang alim?”

Semua pertanyaan itu, lanjutnya, dijawab tidak pernah. Akan tetapi, Allah yang Maha Mengetahui keadaan para hamba-Nya memerintahkan Jibril untuk memasukkan hamba itu ke dalam surga. Alasannya, karena ia mencintai seseorang yang mencintai seorang ulama. Ia diampuni karena keberkahan ulama itu.

“Betapa beruntungnya kita yang sejak kecil. Tidak hanya cinta kepada orang yang mencintai ulama, lebih dari itu juga sering menghadiri majelis-majelis orang-orang shaleh. Kita ikut mencintai mereka dan sering duduk bersama mereka,” ujarnya.

Dijelaskannya, orang-orang shaleh itu memiliki tiga karakter. Pertama, dengan memandangnya membuat mudah ingat kepada Allah, ingin berdzikir dalam situasi apapun. Kedua, ucapan orang-orang shaleh itu adalah ilmu, khususnya dalam urusan agama. Ketiga, amal perbuatannya mengingatkan kehidupan akhirat.

“Kalau kita berkumpul dengan orang shaleh maka kita akan meraih kedudukan yang sangat tinggi, sehingga tidak rugi hidup di dunia, dan dapat membawa bekal yang banyak untuk kehidupan di akhirat kelak,” tegas sarjana lulusan Universitas Hamzanwadi Pancor Lombok itu. (dm)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)