Di Pengajian Khulafaur Rasyidin, Ustadz Fathi Bahas Wasiat Nabi


SAMSUMBA.com - Komunitas Khulafaur Rasyidin Sumba Timur kembali memulai pengajian rutin malam Jumat setelah libur selama bulan Ramadhan. Kali ini, Kamis (4/5/2023), pengajian bertempat di rumah Ustadz Umar Rosidin, anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Sumba Timur, di Kampung Baru.

Pada kesempatan itu, yang bertindak sebagai penceramah adalah Ustadz Muhammad Juma’ah Fathi Ramdhan, mahasiswa/santri Ma’had Darul Qur'an Wal Hadits Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah Pancor Lombok Timur yang sedang melakukan Safari Ramadhan di Sumba Timur.

Ustadz Fathi membahas wasiat Nabi Muhammad SAW kepada Ali bin Abu Thalib dalam kitab berjudul Washiyyatul Musthofa.

“Yang pertama, Nabi berwasiat, barang siapa makan makanan yang halal maka agamanya akan bersih, mudah dalam beribadah, hatinya akan tenang dan doanya tidak ada penghalang atau pasti dikabulkan oleh Allah. Doa kita berbanding lurus dengan makanan yang kita makan,” katanya.

Wasiat kedua, sambungnya, barang siapa makan makanan yang syubhat atau tidak diketahui apakah itu halal atau haram maka dia akan merasakan kebimbangan dalam beragama dan hatinya menjadi gelap.

“Ketiga, barang siapa makan makanan yang haram maka hatinya akan mati, agamanya akan rapuh, keyakinannya kepada Allah akan melemah, Allah menghalangi (menolak) doanya dan ibadahnya sedikit,” ujarnya.

Ustadz Fathi mengingatkan jamaah agar berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dengan memastikan makanan yang dimakan itu halal dan jangan sampai memakan makanan yang haram.

“Ada namanya Syaikh Abu Yazid al-Busthami. Ini ulama tasawuf yang luar biasa. Beliau mengeluhkan karena tidak merasakan lezatnya beribadah kepada Allah, sampai beliau bertanya kepada ibunya, Wahai Ibu, apakah sewaktu saya ada dalam kandungan dulu Ibu pernah memakan makanan yang haram. Lama ibu itu mengingat-ingat,” ceritanya.

Lebih lanjut, Ustadz Fathi menjelaskan bahwa ibu dari Syaikh Abu Yazid al-Busthami akhirnya menemukan jawaban. Yaitu pernah sewaktu mengandung, ibunya itu mengambil roti tetangganya.

“Ketika tetangganya mengeringkan roti di atap rumah, dia sangat menginginkan roti itu. Tidak banyak, hanya seujung kuku. Dan tidak memberi tahu pemiliknya. Itu yang menyebabkan anaknya, Syaikh Abu Yazid al-Busthami tidak merasakan kelezatan beribadah. Itu hanya sepotong ujung jari. Bagaimana dengan kita? Karena itu, mari kita introspeksi, bagaimana cara kita mencari rizki, dari mana hasil harta kita yang kita berikan kepada anak istri kita. Coba kita perhatikan!” tandasnya.

Selain jamaah Komunitas Khulafaur Rasyidin, pengajian malam itu juga dihadiri Imam Masjid Al-Falah Kampung Baru beserta jamaahnya. (af)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)