“Ayat yang pertama turun bukan tentang shalat, bukan tentang puasa, tetapi iqra’ yang artinya bacalah. Manusia harus membaca. Supaya manusia tidak tersesat dan dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya, manusia harus membaca apa saja. Jadi, membaca itu perintah Allah dalam Al-Quran, itu petunjuk dalam Al-Quran,” katanya.
Ustadz
Fahrurrozi menyerukan kepada jamaah Masjid Agung agar
mengupayakan ketersediaan bacaan untuk anak-anak. “Di Waingapu ini sulit
mencari toko yang menjual buku-buku bacaan. Perpustakaan juga sulit ditemukan. Ini
menjadi pekerjaan rumah (PR) kita. Bagaimana kita mengharapkan anak-anak
menjadi generasi yang unggul jika mereka miskin literasi atau kurang bacaan,”
ujarnya.
Ia merasa
prihatin dengan kondisi anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan
bermain gadget atau handphone. Padahal usia anak-anak itu seharusnya mendapat asupan
bacaan yang bermutu.
Selama
ini, sambungnya, Pulau Sumba atau Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya
dinyatakan sebagai daerah tertinggal dan termarginalkan. Untuk keluar dari
kegelapan itu tidak ada cara lain kecuali melalui pendidikan. Anak-anak harus
mendapat pendidikan yang berkualitas.
Lebih lanjut,
Ustadz Fahrurrozi mengutip firman Allah dalam Surat Ar-Rad Ayat 11, bahwa Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu merubah sendiri. Tidak ada
yang bisa merubah nasib NTT kecuali warga NTT sendiri. Semua pihak harus
bahu-membahu untuk memajukan pendidikan di NTT. Sekolah-sekolah harus mempunyai
perpustakaan, demikian juga masjid-masjid seharusnya mempunyai perpustakaan,
untuk meningkatkan minat baca anak-anak.
Ditambahkan
Ustadz yang juga Wakil Ketua Pengadilan Agama Waingapu itu, masyarakat Sumba
harus bersyukur atas karunia Allah berupa alam yang indah. Pantai-pantai yang
indah dan bukit-bukit yang juga indah.
“Sumba
punya masa depan. Putra-putri Sumba harus mempersiapkan diri dengan belajar
yang giat dan sungguh-sungguh sehingga dapat mengambil peran untuk membangun
pariwisata Sumba, menikmati keuntungan dari keindahan alamnya sendiri. Tapi, kalau
sumber daya manusia (SDM) Sumba tidak siap, maka yang mengisi hotel-hotel
berbintang di tempat-tempat wisata Sumba itu orang-orang dari jauh. Jangan
jadi penonton di kampung sendiri!” pesannya.
Ditegaskan kembali Ustadz Fahrurrozi, satu-satunya cara untuk meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan. Dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11, dinyatakan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan orang yang berilmu beberapa derajat.
“Mari kita jadikan peringatan Nuzul Quran malam hari ini sebagai momentum untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak. Anak-anak harus rajin membaca untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas,” pungkasnya. (dm)