Ngaji Ahad Pagi di Masjid Al-Muhajirin Pakamburung, Ustadz Andri Kupas Hikmah Isra Mi’raj

 

SAMSUMBA.com - Masjid Al-Muhajirin Pakamburung Kelurahan Kamalaputi menyelenggarakan ngaji (pengajian) rutin setiap Ahad pagi sehabis shalat Shubuh. Pembicaranya adalah para ustadz atau tokoh agama yang tinggal di Kabupaten Sumba Timur, secara bergantian.

Pada pengajian Ahad pagi (12/2/2023), Ustadz Andri Riswanto bertindak sebagai pembicara. Ustadz asal Surabaya yang sedang bertugas di PT. Trakindo Utama Waingapu itu mengupas hikmah Isra Mi’raj.

Menurutnya, hikmah Isra Mi’raj itu banyak. Salah satunya untuk meningkatkan tawakal atau sandaran kepada Allah. Dijelaskan bahwa peristiwa Isra Mi’raj itu terjadi di saat Nabi Muhammad SAW sedang berduka karena baru saja ditinggal pergi dua orang yang sangat disayanginya, yaitu Khadijah (istri) dan Abu Thalib (paman). Isra Mi’raj adalah hadiah bagi Nabi Muhammad ketika mengalami Amul Huzni atau tahun kesedihan.

“Nabi dihibur oleh Allah dengan menempuh perjalanan Isra Mi’raj. Walaupun orang-orang yang kausayangi telah pergi, janganlah bersedih, karena masih ada Allah. Jadi, Nabi diberi kesempatan untuk rekreasi atau bahasa sekarang namanya healing. Bedanya dengan kita, kalau kita healing ke Pantai Londa Lima, Puru Kambela atau Walakiri, Nabi rekreasi dari Masjdil Haram (Arab Saudi) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dan berlanjut ke Sidratul Muntaha di langit,” jelasnya.

Ditambahkan Ustadz Andri, kalau Nabi saja perlu rekreasi maka para ustadz dan ustadzah yang bergerak di bidang dakwah pun perlu rekreasi. Minimal dengan ngopi (minum kopi) di Tanggul Kampung Bugis Waingapu.

Hanya saja, lanjutnya, agar rekreasi tidak sia-sia atau bernilai pahala maka hendaklah diniatkan untuk tadabbur alam, yaitu melihat kebesaran Allah. Sebagaimana difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 190-191, bahwa dalam penciptaan alam semesta terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan penciptanya bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan apapun dan memikirkan tentang penciptaan alam semesta itu seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau”.

“Saat kita duduk di pantai menatap lautan, kita merenungkan ciptaan Allah. Ya Allah, begitu luasnya laut ini. Sungguh betapa besar kekuasaan Allah,” tandas ayah lima anak itu.

Ditegaskan kembali Ustadz Andri, aktivitas apapun hendaklah disandarkan kepada Allah. Tidak perlu mengeluh atau bersedih ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan. “Bersandarlah kepada Allah! Dengan bersandar kepada Allah, beraktivitas apa saja akan menjadi kuat. Berdagang karena Allah, berumah tangga karena Allah,” ucapnya.

Di samping itu, peristiwa Isra Mi’raj memberikan hikmah untuk meningkatkan keimanan atau menambah keyakinan kepada Allah. Jarak dari Masjdil Haram ke Masjidil Aqsha itu sekitar 1.300 kilometer. Belum lagi perjalanan menuju langit. Itu hanya ditempuh dalam tempo sebagian malam saja.

“Kalau dinalar, itu mustahil, tak masuk akal. Namun, bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin. Jika Allah menghendaki, apa saja bisa terjadi. Maka, sebagai orang yang beriman sudah seharusnya yakin atas kekuasaan dan kebesaran Allah!” pesannya.

Hikmah lain dari Isra Mi’raj adalah perintah shalat. Ustadz Andri mengingatkan jamaah yang hadir supaya menjaga shalat dengan sebaik-baiknya. “Karena shalat ini sangat-sangat penting, maka jagalah shalat! Jangan yang penting shalat!” pesannya lagi. 

Seusai pengajian, seperti biasa dilanjutkan dengan ngopi bersama di teras masjid sambil memperbincangkan urusan umat. (fm)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)